Sabtu, 02 Januari 2016

TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM




TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
           
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu :





stain-kudus,stain-kudus
 









Disusun Oleh  :
Fatmiyati                   111647
Siti Masrukhah          111648
Jayadi                        111649

 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH / PAI                         
    TAHUN 2013


BAB I
                                               PENDAHULUAN

1.     Latar Belakang


Pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia atau dengan kata lain pendidikan merupakan suatau upaya untuk “memanusiakan” manusia. Melalaui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan “ sempurna” sehingga ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Pendidikan dapat mengubah manusia yang tidak tau menjadi tau dan yang tidak baik menjadi baik. Begitu penting pendidikan dalam islam sehingga merupakan suatu kewajiban perorangan.[1]
      Rasulullah bersabda:
Yang artinya “ menuntut ilmu itu diwajibkan atas tiap orang islam” (HR. Ibnu Barri)
 Disamping itu suatu pendidikan juga harus disertai dengan tujuan yang pasti. Meskipun tujuan pendidikan yang sudah direncana dan dijalankan terkadang tidak sesuai harapan. Apalagi tanpa tujuan yang jelas, pasti akan terjadi sesuatu yang tidak terarah,bahkan salah langkah. Di dalam islam sudah di tegaskan dalam Firman Allah
  yang artinya
“ wahai orang – orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka ” ( QS. At – Tharim : 6 )
  Dari dalil diatas, dapat di simpulkan bahwa Allah menyuruh untuk menjaga diri kita dan keluargara kita dari hal-hal yang membuat kita bisa dekat dengan api neraka. Dalam hal ini, kita kaitkat dalam permasalahan pendidikan yang tidak terarah tadi menjadi terarah, yang harus tau tujuan sebenarnya. Sehingga
 dalam makalah kali ini kami akan membahas dan mengupas tentang “Tujuan Pendidikan Islam”.
2.      Rumusan Masalah :
Dari permasalahan diatas kami rumuskan beberapa masalah :
1.      Apa tujuan pendidikan islam itu?
2.      Bagaimana kita bisa  






BAB II
PEMBAHASAN

  Pengertian secara Terminologis, Epistemologis, dan Ontologis
Secara Terminologis, Tujuan adalah arah, haluan, jurusan, maksud. Atau tujuan  adalah sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan sesuatu kegiatan. Atau menurut Zakiah Darajat, tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai.[1] Karena itu tujuan pendidikan Islam adalah sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melaksanakan pendidikan Islam.[2]
Secara Epistemologis, Merumuskan tujuan pendidikan merupakan syarat mutlak dalam mendefiniskan pendidikan itu sendiri yang paling tidak didasarkan atas konsep dasar mengenai manusia, alam, dan ilmu serta dengan pertimbangan prinsip-prinsip dasarnya. Hujair AH. Sanaky menyebut istilah tujuan pendidikan Islam dengan visi dan misi pendidikan Islam. Menurutnya, sebenarnya pendidikan Islam telah memiki visi dan misi yang ideal, yaitu “Rohmatan Lil ‘Alamin”. Munzir Hitami berpendapat bahwa tujuan pendidikan tidak terlepas dari tujuan hidup manusia, biarpun dipengaruhi oleh berbagai budaya, pandangan hidup, atau keinginan-keinginan lainnya.[3]
Secara Ontologis : Dalam Islam, hakikat manusia adalah makhluq ciptaan Allah. Sedangkan menurut tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah. Sebagaimana dalam firman Allah SWT,
Artinya : ”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Q.S. Adz-Dzariyat: 56). Tujuan akhir pendidikan Islam adalah terciptanya insan kamil. Menurut Muhaimin bahwa insan kamil adalah manusia yang mempunyai wajah Qur’ani, tercapainya insan yang memiliki dimensi religious, budaya dan ilmiah. Mencari hakekat pendidikan adalah menelusuri manusia itu sendiri sebagai bagian pendidikan. Melihat pendidikan dan prosesnya kepada manusia, sebetulnya pendidikan itu sendiri adalah sebagai suatu proses kemanusiaan dan pemanusiaan. Istilah kemanusiaan secara leksikal bermakna sifat-sifat manusia, berperilaku selayaknya perilaku normal manusia, atau bertindak dalam logika berpikir sebagai manusia. Pemanusiaan secara leksikal bermakna proses menjadikan manusia agar memiliki rasa kemanusiaan, menjadi manusia dewasa, manusia dalam makna seutuhnya. Artinya dia menjadi riil manusia yang mampu menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara penuh sebagai manusia. Banyak sekali sebetulnya apa yang dikemukakan oleh para ahli muslim, tapi kesemuanya pada esensinya sama dengan di atas. Selain itu bahwa pendidikan itu juga untuk menyempurnakan akhlaq manusia. Tugas pokok dan fungsi tersebut adalah sebagai mandataris Tuhan (Khalifatullah Fi Al-Ardhi). Imam Al-Gazali (w.1111 M) sebagaimana disimpulkan oleh Fathiyah Hasan Sulaiman, pada dasarnya mengemukakan dua tujuan pokok pendidikan Islam:
1.  Untuk mencapai kesempurnaan manusia dalam mendekatkan diri kepada Tuhan; dan
2.  Sekaligus untuk mencapai kesempurnaan hidup manusia dalam menjalani hidup dan penghidupannya guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Mengutip Sayyid Quth, bahwa sesungguhnya tujuan pendidikan adalah untuk mewujudkan manusia yang yang baik (Al-Insan Al-Shalih) yang sudah pasti bersifat universal dan sudah pasti diakui semua orang dan semua aliran tanpa mempersoalkan di manapun negerinya dan apapun agamanya. Ghozali melukiskan tujuan pendidikan sesuai dengan pandangan hidupnya dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, yaitu sesuai dengan filsafatnya, yakni memberi petunjuk akhlak dan pembersihan jiwa dengan maksud di balik itu membentuk individu-individu yang tertandai dengan sifat-sifat utama dan takwa. Dengan ini pula keutamaan itu akan merata dalam masyarakat.
Menurut Al Syaibani, tujuan pendidikan Islam adalah :
1.   Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan, tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
2.    Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya pengalaman masyarakat.
3.  Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.[4]
        Jadi kesimpulannya, pada hakekatnya tujuan pendidikan Islam adalah :
1.        Membentuk manusia beraqidah (Tarbiyah 'Aqidiyah)
2.        Membentuk manusia beraklak mulia (Tarbiyah Khuluqiyah)
3.        Membentuk manusia berfikir (Tarbiyah Fikriyah)
4.        Membentuk manusia sehat dan kuat (Tarbiyah Jismiyah)
5.        Membentuk manusia kreatif, inisiatif, antisipatif, dan responsive (Tarbiyah Amaliyah).[5]

B.       Asas, peranan dan Fungsi
1.     Asas. Oleh karena pendidikan Islam bersumberkan kepada Al-Quran dan hadis, maka asas pokok pendidikan Islam berasaskan kepada akidah, ibadat dan akhlak.  
a.  Asas Akidah. Pendidikan Islam dibina berasaskan akidah Islam, yaitu akidah yang menumbuhkan keyakinan kepada wujudnya Allah, menjelaskan dan menyatakan kepada muslimin tentang Rukun Iman yang menjadi asas kepada akidah yang benar.  Firman Allah yang artinya :
"Kamu (wahai umat Muhammad) adalah  sebaik-baik umat dilahirkan bagi (faedah) umat manusia, (karena) kamu menyuruh berbuat segala perkara yang baik dan mencegah dari melakukan kemungkaran serta kamu pula beriman kepada Allah". (QS. Ali Imran : 110)
b.  Asas Ibadat. Beribadah kepada Allah merupakan tujuan utama dalam hidup ini. Menyembah Allah berarti memusatkan penyembahan kepada Allah semata-mata dengan menjalani dan mengatur segala aspek kehidupan, lahir dan batin, jasmani dan rohani, baik dalam kehidupan individu sebagai hamba-Nya maupun dalam hubungan sesama manusia sebagai anggota masyarakat. Jadi untuk menghasilkan tujuan hidup ini, satu daripada asas yang ditekankan dalam pendidikan Islam ialah asas ibadat, baik berupa ibadat khusus ataupun ibadat umum. Firman Allah yang artinya : "Dan tidak Aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)
c.   Asas Akhlak. Mohd. Jawad Ridha (1972)  menyatakan, akhlak ialah sifat terpuji yang sepatutnya di miliki oleh setiap orang. Sebuah masyarakat tidak akan maju sekiranya ia tidak memiliki akhlak yang terpuji, karena akhlak yang terpuji bermaksud mendidik manusia ke arah mencapai kemajuan dalam kehidupan. Dalam konteks ini, Al-Abrasyi (1969) menyatakan bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam. Puncak akhlak yang mulia merupakan sasaran murni dari segala pendidikan. Firman Allah yang artinya :
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasullullah itu suri teladan yang baik bagimu, bagi orang-orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan keselamatan di hari kiamat dan banyak menyebut Allah". (QS. Al- Azhab: 21)
Sabda Rasulullah s.a.w yang artinya :
"Sesungguhnya diutuskan aku untuk menyempurnakan akhlak." [6]
Dalam literarur lain, menurut Darajat bahwa pendidikan Islam berlandaskan pada tiga hal berikut: Al-Qur’an, Al-Sunnah dan Ijtihad. Al-Nahlawi sependapat bahwa Al-Qur’an,  dan al-Sunnah sebagai asas pokok pendidikan Islam. Karena nyata sekali bahwa di masa rasul dan sahabat, pendidikan sangat tergantung dengan ajaran Al-Qur’an. Terlebih ketika ‘Aisyah menegaskan, sesungguhnya akhlak rasul itu adalah Al-Qur’an. Hal ini seperti penjelasan ayat berikut:
Artinya: ”Dan tiadalah yang diucapkan itu (Al-Qur’an)  menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)”. (QS.53: 3-4)
Demikian pula, al-Sunnah juga sebagai asas pendidikan Islam, karena ia menjelaskan Al-Qur’an. Penjelasan ini diantaranya terdapat pada ayat berikut:
Artinya: Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan. (QS. 16: 44).
Yaljan dalam nukilan Djumransyah menyatakan bahwa asas pendidikan Islam terdiri dari Al-Qur’an, dan sunnah yang diperluas dengan ijma’, qiyas, masalih al-Mursalah, shadh al-Dhari’ah, ‘urf dan istihsan. [7]
Menurut Sa’id Ismail Ali, asas/ dasar pendidikan Islam terdiri atas enam macam, yaitu Al-Qur’an, Sunnah, Qaul Al-Shahabat, Masalih Al-Mursalah, Urf dan pemikiran hasil ijtihad intelektual muslim.[8]
Dalam literatur lain, dikatakan bahwa dalam pendidikan setidaknya ada enam asas  yaitu :
1.      Universalitas pendidikan Islam
Pendidikan Islam bersifat universal (menyeluruh) dalam pandangan penumpuan, dan tafsirannya terhadap alam semesta. Ia menekankan pandangan yang universal antara jasmani dan rohani, antara jiwa dan raga, antara individu dan masyarakat, dan antara dunia dan akhirat.
Pendidikan Islam dengan ciri ini, membuka, mengembangkan, dan mendidik segala aspek pribadi, kemampuan-kemampuan, dan potensi-potensi manusia serta mengembangkan segala isi kehidupan dalam masyarakat dan meningkatkan kondisi budaya, sosial, ekonomi, dan politik, serta ikut berperan serta dalam menyelesaikan masalah-masalah yang di hadapi masyarakat saat ini dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tuntutan masa depan. Dengan demikian pendidikan Islam mencakup pengembanan individual dan sosial secara menyeluruh.
2.      Keseimbangan
Pendidikan Islam mewujudkan keseimbangan antara aspek-aspek pertumbuhan yang ada dalam individu dan masyarakat, yang artinya pendidikan Islam juga mewujudkan keseimbangan antara menjaga kebudayaan masa silam, tuntutan masa kini dan kebutuhan masa silam, tanpa mengutamakan salah satu di antaranya. Artinya pendidikan Islam tidak hanya mengungkit kejayaan masa lalu tanpa menghiraukan permasalahan yang meliputi masyarakat muslim sekarang ini, dan juga tidak hanya memenuhui tuntutan perkembangan sosial dan budaya masyarakat pada saat ini, tanpa mempertimbangkan akibat-akibat yang muncul di masa yang akan datang, dan demikin seterusnya.
3.      Kejelasan
Pendidikan Islam sebagai mana layaknya ajaran Islam yang jelas, juga memiliki konsep-konsep yang jelas, baik dari segi metode, kurikulum, sistem, dan aspek-aspek lain dalam pendidikan. Kejelasan akan berpengaruh pada operasional Pendidikan Islam, sehingga tujuan Pendidikan Islam dapat tercapai.
4.      Keselarasan
Pendidikan Islam tersusun secara organic antara bagian-bagiannya tidak ada pertentangan di dalamnya. Sebab dengan berlandaskan pada ajaran Islam, maka Pendidikan Islam harus berjalan dengan ketetapan-ketetapan Allah. Berbeda dengan sistem pendidikan lain yang terkadang pencapaian tujuan menjadi prioritas dari tujuan pendidikan tersebut, tanpa memperdulikan cara pencapaiannya. Dalam Pendidikan Islam, tujuan harus dicapai dengan cara yang sesuai dengan syariat-syariat Islam.
5.      Realisme dan dapat dilaksanakan
Pendidikan Islam berjalan dalam bingkai yang jelas dan realistis terhadap kenyataan dalam masyarakat. Hanya saja, Pendidikan Islam berpijak pada idealisme keislaman yang kadang disalah pahami oleh pihak pelaksana Pendidikan Islam. Akibatnya idalisme Pendidikan Islam tersebut dipandang sebagai lembaga yang mengutamakan nilai-nilai ukhrawi dan tidak peduli dengan kenyataan yang ada. Tegasnya, Pendidikan Islam adalah pendidikan yang berjalan seiring dengan perkembangan yang ada dalam masyarakat dan tetap menjaga nilai-nilai keislaman sebagai landasan berpijaknya.
6.      Dinamis dan reponsif terhadap perubahan
Pendidikan Islam tidak beku dalam tujuan-tujuan, kurikulum dan metodenya, tetapi ia selalu memperbaharui diri, dan berkembang. Ia memberi respon terhadap kebutuhan-kebutuhan zaman dan tempat dan tuntutan-tuntutan perkembangan dan problem sosial yang diakui oleh Islam dan digalakkannya dalam rangka prinsip-prinsip dan ajaran-ajarannya. Begitu juga ia memberi respon terhadap kepentingan individu dan masyarakat yang syariat Islam selalu memeliharanya dan juga selalu memperbaharui diri dan berkembang.
Maka jelas bahwa Pendidikan Islam tidak menutup mata terhadap perkembangan yang ada di tengah masyarakat, termasuk perkembangan sains dan tekhnologi, hanya saja Pendidikan Islam tidak larut dalam perkembangan yang nyata-nyata yang bertentangan dengan syariat-syariat Islam.[9]































I.         Pembahasan

II.      Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:











DAFTAR PUSTAKA

Muchtar, Heri Jauhari. 2008. Fikih Pendidikan. Bandung: Rosda.
Achmadi.2005. Ideologi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar..
Tafsir,Ahmad.2005. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Rosda.
Rusn,Abidin.1998.Pemikiran AL-Ghozali Tentang Pendidikan.Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offser
Abdul,Ali.1994. Perbandingan Pendidikan Islam.Jakarta:Rineka Cipta.











[1] Heri Jauhari Muchtar,fikih pendidikan,Rosda,2008,.hal1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar