Sabtu, 02 Januari 2016

FIQIH THOHAROH (HADAST KECIL DAN HADAST BESAR)



FIQIH THOHAROH (HADAST KECIL DAN HADAST BESAR)

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah : Bahsul Kutub
Dosen Pengampu : Moh In’ami, M.Ag



Disusun oleh:
Noor Hidayah             :111163
Nurul Hidayah            :111638
Jayadi                          :111649
Handri S.                     :111660
                       

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TARBIYAH / PAI
2014



A.    Pendahuluan
Fiqih merupakan suatu disiplin ilmu yang amat penting dalam praktek kehidupan sehari-hari, didalamnya menjelaskan tentang berbagai jenis aturan-aturan syara’ dan hukum-hukum Islam. Agama Islam yang dikenal sebagai agama yang bersifat universal dengan berbagai kondisi dinamika zaman, menyebabkan ilmu ini menjadi gandrungan yang melekat dikalangan umat Islam. Sehingga muncullah berbagai macam interprestasi-interpretasi yang bercabang-cabang.
Kaum muslimin sangat memperhatikan masalah thoharoh. Ulama fiqih mengnggap bahwa thoharoh merupakan satu syarat pokok sahnya ibadah. Thoharoh menurut bahasa berarti bersih. Sedangkan menurut istilah yaitu membersihkan hadas atau najis.[1] 
Kami disini akan mengajak menyelami kembali kajian-kajian ilmu fiqih yang terkait dengan masalah thoharoh dalam bab hadas kecil dan hadas besar dengan harapan dapat memberikan manfa’at ilmu dan menyadari diri untuk merealisasi ilmu tersebut kedalam realitas kehidupan.

B.     Rumusan Masalah
Dalam latar belakang diatas, kami menemukan beberapa permasalahan, antara lain sebagai berikut:
1.      Apa pengertian hadas kecil dan hadas besar?
2.      Bagaimana pendapat para ulama tentang mengsucikan hadas-hadas kecil?
3.      Bagaimana pendapat para ulama tentang mengsucikan hadas-hadas besar?

C.    Pembahasan
Berikut pembahasan yang akan membahas pertanyaan-pertanyaan di atas dengan sebagai berikut:

Berikut tentang dalil wajibnya wudhu dan tayamum
يا ايها الذين انوا اذا قمتم الى الصلاة  فاغسلوا وجوهكم وايديكم الى المرافق ومسحوا برؤوسكم وارجلكم الى الكعبين وان كنتم جنبا فاطهروا وانكنتم مرضي او على سفر او جاء احد منكم من الغائط او لامستم النساء فلم ةجدوا ماء فتيمموا صعيدا طيبا فامسحوا بوجوهكم وايديكم منه ما يريد الله ليجعل عليكم من حرج ولكن يريد ليطهركم وليتم نعمته عليكم لعلكم تشكرون
Artinya: hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, maka basuhlah mukamu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan basuh kakimu sampai dengan kedua mata kakimu, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah itu. Allah tidak hendak meyulitkanmu, tetapi Dia membersihkan kamu dan menyempurnakanmu nikmat-Nya bagimu, supaya kamu besyukur. (Qs. Al-Maidah 5;6)[2]
            Sedangkan dalil tentang wajibnya mandi yaitu:
وانكنتم جنبا فاطهرو
            Artinya: apabila kamu dalam keadan junub, maka bersucilah
يا ايها الذين امنو لا تقربوا الصلاة وانتم سكارى حتى تعلمو ما تقولون ولا جنبا الا عابري سبيل حتى تغتلوا
         Artinya: hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, janganlah pula hampiri masjid sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, sehingga kamu mandi.
1.      Pengertian Hadas Kecil dan Hadas besar
a.      Hadas kecil
Ø  Pengertian hadas kecil
Hadas kecil menurut syara’ ialah sesuatu kotoran yang maknawi (tidak terlihat kasat mata), yang berada pada anggota wudhu, yang menengah ia dari melakukan shalat, selama tdak melakukan kelonggaran oleh syara’. Hadas kecil ini tidak akan terhapus melainkan mengambil wudhu yang sah. Selama mana seseorang itu dapat mengekalkan qwudhunya, maka selama itu ia bersih dari hadas kecil. Sebabnya dinamakan hadas kecil ialah karena kawasan yang didiami oleh hadas kecil sahaja yaitu sekedar anggota wudhu

Ø  Perkara-perkara yang menyebabkan kedatangan hadas kecil
1.      Keluar sesuatu dari 2 jalan yaitu qubul atau dubur seperti kencing, berak, atau buang angin (kentut)
2.      Hilang akal dengan sebab gila atau mabuk atau sakit
3.      Tiidur nyenyak, kecuali tidur orang yang duduk, yang tetap kedua papan punggungnya
4.      Bersentuh kulit lelaki dan kulit perempuan yang halal berkawin dengan tidak berlapik dan keduanya telah dewasa
5.      Menyentuh qubul atau dubur manusia dengan tapak tangan tidak berlapik walaupun qubul atau duburnya sendiri.

Ø  Perkara-perkara yang diharamkan dengan sebab hadas kecil
1.      Mendirikan sholat
2.      Tawaf
3.      Menyentuh Al-qur’an

b.      Hadas Besar
Ø  Pengertian hadas besar
Hadas besar mengikuti istilah syara’ yaitu sesuatu yang maknawi (kotoran yang tidak dapat dilihat oleh mata kasar), yang berada pada seluruh badan seseorang, yang dengannya menengah mendirikan sholat dan amal ibadah seumpamanya, selama tidak diberi kelonggaran oleh syara’. Selama seseorang itu tidak menempuh ataumelakukan salah satu perkara yang menyebabkan hadas besar, maka selama itu badannya suci dari hadas besar. Sebab dinamakan hadas besarialah kawasan yang didiami atau dikenai oleh hadas besar ini terlalu luas yaitu meliputi seluruh badan dan rambut.

Ø  Perkara-perkara yang menyebabkan kedatangan hadas besar
1.      Keluarnya mani (air sperma) bagi laki-laki
2.      Bertemunya 2 alat kelamin (kelamin laki-laki dan kelamin perempuan)
3.      Haid/nifas
4.      Melahirkan
5.      Nifas
6.      Meninggal dunia

Ø  Perkara-perkara yang diharamkan dengan sebab hadas besar
1.      Shalat
2.      Tawaf
3.      Menyentuh Al-Qur’an
4.      Membaca Al-Qur’an
5.      I’tikaf
6.      Berpuasa
7.      Berjima’.[3]

2.      Cara mengsucikan hadas kecil menurut al-qur’an dan para ulama
Cara mengsucikan hadas kecil yaitu dengan berwudhu atau dengan bertayamum
a.      Wudhu
Kata wudhu berasal dari bahasa Arab yang diadopsi dari kata wadha’ah, yang berarti baik dan bersih. Sedangkan menurut syara’, wudhu adalah perbuatan tertentu yang dimulai dengan niat, wudhu juga dapat diartikan menyengaja membasuh anggota badan tertentu yang telah diisyaratkan untuk melaksanakan suatu perbuatan yang membutuhkannya,seperti shalat dan thawaf.[4]
Para imam sepakat bahwa membasuh muka, membasuh kedua tangan dan kedua kaki dan mengusap kepala adalah fardhu yang harus dikerjakan untuk terwujudnya wudhu, sesudah itu mereka berselisih pendapat.[5]

v  Ulama Syafi’i berpendapat  dalam kitab dalam kitab fathul Qarib bahwa fardhu-fardhunya wudhu itu ada 6. Antara lain:
-          Niat
-          Membasuh seluruh bagian muka
-          Membasuh kedua tangan sampai kesiku
-          Mengusap sebagian dari kepala
-          Membasuh kedua kaki sampai ke mata kaki
-          Tertib(urut)

Adapun sunnah-sunnahnya antara lain:
-          Membaca basmallah pada permulaan
-          Membasuh kedua telapak tanagn sampa pergelangannya yang dikerjakan sebelum berkumur-kumur
-          Berkumur-kumur setelah membasuh telapak tanagn
-          Meratakan didalam mengusap kepala
-          Mengusap seluruh bagian kedua telinga
-          Memasukkan air kedalam sela-sela rambut jenggot yang tebal bagi laki-laki dengan jalan ditekan-tekan jari-jarinya
-          Memasukkan air pada sela-sela jari kedua tangan dan kedua kaki
-          Mendahulukan anggota kanan dahulu dari pada yang kiri
-           Mengulang 3 kali pada setiap anggota yang dibasuh atau diusap
-          Langsung sambung menyambung[6]
v  Ulama iman Maliki menambahkan fardlu-fardlunya, misalnya: niat, muwalah, dan tadlik.
v  Ulama iman Hambali menambahkan fardlu-fardlunya wudlu, misalnya: niat, tertib, dan muwalah.[7]
v  Ulama imam Hanafi manampik bahwa niat tidak termasuk fardlunya wudlu. Dan manyunahkan kumur-kumur dan mengisap air.[8]

b.      Tayamum
Tayamum artinya berniat atau menjaga. Menurut istilah, tayamum ialah menyapukan tanah kemuka dan kedua telapak tangan dengan syarat-syarat yang di tentukan. Jika kita di timpa sakit dan tidak boleh menggunakan air atau kita dalam perjalanan, atau kita menetap di perkampungan, tetapi tidak ada air kita boleh tayamum sebagai pengganti wudlu untuk manunaikan sholat.

o   Fardlu-fardlunya tayamum, antara lain:
-          Niat
-          Mangusap wajah
-          Mengusap kedua tangan sampai kesiku
-          Tertib

o   Adapun debu yang dapat dipakai untuk tayamum menurut imam Syafi’i yaitu:
-          Debu suci dan belum pernah dipakai tayamum
-          Debu murni
-          Debu yang tercampur pasir
-          Pasiryang mengandung debu

o   Adapun menurut imam Maliki dan hanafi debu yang dapat bertayamum antara lain:
-          Debu suci yang belum pernah dipakai tayamum
-          Debu halus
-          Pasir
-          Kerikil
-          Batu halus
-          Dinding rumah
-          Keramik yang terbuat dari tanah murni
-          Debu yang berada dalam shofa, meja, kursi atau ranjang
-          Dinding atau wadah yang terbuat dari tanah[9]





3.      Cara memsucikan hadas besar
Cara memsucikan hadas besar yaitu dengan mandi.
Mandi adalah menyiramkan air pada anggota badan. Untuk kesempurnaannya ialah menggosok anggota badan itu dengan tangan supaya kotoran atau najis yang melekat pada badan menjadi hilang.[10]

Adapun fardlu-fardlunya mandi menurut imam Syafi’i antara lain:
-          Niat
-          Menghilangkan najis jika memang ada pada badan orang yang mandi itu ada najis
-          Meratakan air keseluruh rambut dan kulit(seluruh badan)
Sedangkan menurut para Fuqaha lain yaitu:
-          Menggosokkan tangan keseluruh tubuh
-          Niat untuk mandi
-          Berkumur dan memasukkan air kedalam hidung
-          Tertib
Adapun sunnah-sunnahnya mandi antara lain:
-          Mambaca basmallah
-          Wudlu
-          Meratakan pambasuhan keseluruh tubuh
-          Sambung menyambung
-          Mendahulukan bagian kanan.

D.    Analisis
Jadi analisis kelompok kami tentang thoharoh bab hadas kecil dan hadas besar adalah sebagai berikut: sangat benar pendapat-pendapat para ulama tersebutt, karena disamping beliau berpendapat juda didasari dengan adanya dalil-dalil yang manguatkan tentang pendapat mereka. Dalam masyarakat tidak mengetahui tentang cara memsucikan hadas kecil maupun besar. Semoga dengan adanya pengetahuan dari makalah ini dapatmemberikan manfa’at bagi kita semua. Amin
           

E.     Kesimpulan
Hadas kecil menurut syara’ ialah sesuatu kotoran yang maknawi (tidak terlihat kasat mata), yang berada pada anggota wudhu, yang menengah ia dari melakukan shalat, selama tdak melakukan kelonggaran oleh syara’. Cara memsucikan hadas kecil yaitu dengan wudhu dan tayamum
Hadas besar mengikuti istilah syara’ yaitu sesuatu yang maknawi (kotoran yang tidak dapat dilihat oleh mata kasar), yang berada pada seluruh badan seseorang, yang dengannya menengah mendirikan sholat dan amal ibadah seumpamanya, selama tidak diberi kelonggaran oleh syara’. Cara memsucikan hadas besar yaitu dengan mandi besar.


DAFTAR PUSTAKA
M. Jawad Mughaniyah. Fiqih Lima madzhab. PT.Lentera Basritama. Jakarta. 1996
Qur’an Terjemah. J-Art.
Ibnu Mas’ud. Ilmu Fiqih. Pustaka Setia. Bandung. 2000.
Ahmad Tafsir. Materi Pendidikan Agama Islam. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Syaikh Mahmoud syaltout. Perbandingan Madzhab Dalam Masalah Fiqih. Bulan Bintang. Jakarta. 1973
Imron Abu Amar. Fat-Hul Qarib. Menara Kudus. Kudus. 1982
Abdurrahman. Bidayatul Mujtahid Ibnu Rusyd. CV Asy-syifa. Semarang.
Ibnu Mas’ud. Fiqih Madzhab Syafi’i. Pustaka Setia. Bandung. 2000


[1] M. Jawad Mughaniyah. Fiqih Lima madzhab. PT.Lentera Basritama. Jakarta. 1996. Hal 3
[2]  Qur’an Terjemah. J-Art. Hal 108
[3] Ibnu Mas’ud. Ilmu Fiqih. Pustaka Setia. Bandung. 2000. Hal 21-23
[4] Ahmad Tafsir. Materi Pendidikan Agama Islam. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2009. Hal 4
[5] Syaikh Mahmoud syaltout. Perbandingan Madzhab Dalam Masalah Fiqih. Bulan Bintang. Jakarta. 1973. Hal 19
[6] Imron Abu Amar. Fat-Hul Qarib. Menara Kudus. Kudus. 1982. Hal 12-21
[7] Syaikh Mahmout.Ibid.hal 26                                        
[8] Abdurrahman. Bidayatul Mujtahid Ibnu Rusyd. CV Asy-syifa. Semarang. Hal 16
[9] Ibnu Mas’ud. Ibid. Hal 34-36
[10] Ibnu Mas’ud. Fiqih Madzhab Syafi’i. Pustaka Setia. Bandung. 2000. Hal 99

Tidak ada komentar:

Posting Komentar