Sabtu, 02 Januari 2016

FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM



FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM

Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu Bp.Moh.Inami M.Ag





 











Disusun Oleh :

Siti Qotijah (111644)
Rosidah (111645 )
Nurul Hidayah (111646 )

 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH
TAHUN 2013
FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Islam, suatu pendidikan yang melatih perasaan murid-murid dengan cara begitu rupa sehingga dalam sikap hidup, tindakan, keputusan, dan pendekatan mereka terhadap segala jenis pengetahuan, mereka dipengaruhi sekali oleh nilai spritual dan sangat sadar akan nilai etis Islam, atau Pendidikan Islam mengantarkan manusia pada perilaku dan perbuatan manusia yang berpedoman pada syariat Allah.

Pendidikan Islam bukan sekedar "transfer of  knowledge" ataupun " transfer of training", tetapi lebih merupakan suatu sistem yang ditata di atas pondasi keimanan dan kesalehan. Suatu sistem yang terkait secara langsung dengan Tuhan Pendidikan Islam suatu kegiatan yang mengarahkan dengan sengaja perkembangan seseorang sesuai atau sejalan dengan nilai-nilai Islam.

Dari pengertian di atas, pendidikan merupakan sistem untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan. Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya. Pendidikan dibutuhkan untuk menyiapkan anak manusia demi menunjang perannya di masa datang. Upaya pendidikan yang dilakukan oleh suatu bangsa memiliki hubungan yang signifikan dengan rekayasa bangsa tersebut di masa mendatang.

B. Batasan Masalah
Dengan melihat latar belakang di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian pendidikan islam itu?
2. Bagaimana fungsi pendidikan islam itu?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Islam
Sebelum membahas tentang pendidikan Islam, terlebih dahulu membahas apa itu pendidikan? Menurut M.J. Langeveld; “Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing yang belum kepada kedewasaan.” Ahmad D.Marimba, merumuskan pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani siterdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

Demikian dua pengertian pendidikan dari sekian banyak pengertian yangdiketahui. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun1989, “pendidikan dirumuskan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya dimasa yang akang datang”. Sedangkan, “pendidikan dalam pengertian yang luas adalah meliputi perbuatan atau semua usaha generasi tua untuk mengalihkan (melimpahkan) pengetahuannya, pengalamannya, kecakapan serta keterampilannya kepada generasi muda, sebagai usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik jasmaniah maupun rohaniah. Ada tiga istilah yang umum digunakan dalam pendidikan Islam, yaitu al-Tarbiyah (pengetahuan tentang ar-rabb), al-Ta’lim (ilmu teoritik, kreativitas,komitmen tinggi dalam mengembangkan ilmu, serta sikap hidup yang menjunjungtinggi nilai-nilai ilmiah), al-Ta’dib (integrasi ilmu dan amal).
1.      Istilah al-Tarbiyah Kata Tarbiyah berasal dari kata dasar “rabba” yurabbi menjadi “tarbiyah” yang mengandung arti memelihara, membesarkan dan mendidik. Dalam statusnya sebagai khalifah berarti manusia hidup di alam mendapat kuasa dari Allah untuk mewakili dan sekaligus sebagai pelaksana. dari peran dan fungsi Allah di alam. Dengan demikian manusia sebagai bagian dari alam memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang bersama alam lingkungannya. Tetapi sebagai khalifah Allah maka manusia mempunyai tugas untuk memadukan pertumbuhan dan perkembangannya bersama dengan alam.
2.      Istilah al-Ta’limSecara etimologi, ta’lim berkonotasi pembelajaran, yaitu semacam proses transfer ilmu pengetahuan. Hakekat ilmu pengetahuan bersumber dariAllah SWT. Adapun proses pembelajaran (ta’lim) secara simbolis dinyatakandalam informasi al-Qur’an ketika penciptaan Adam as oleh Allah SWT, iamenerima pemahaman tentang konsep ilmu pengetahuan langsung dari penciptanya. Proses pembelajaran ini disajikan dengan menggunakan konsepta’lim yang sekaligus menjelaskan hubungan antara pengetahuan Adam as dengan Tuhannya.
3.      Istilah al-Ta’dib Menurut al-Attas, istilah yang paling tepat untuk menunjukkan pendidikan Islam adalah al-Ta’dib, konsep ini didasarkan pada hadits Nabi: yang artinya “Tuhan telah mendidikku, maka ia sempurnakan pendidikanku”(HR. al-Askary dari Ali r.a). Al-Ta’dib berarti pengenalan dan pengetahuan secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia (peserta didik) tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan. Dengan pendekatan ini pendidikan akan berfungsi sebagai pembimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat dalam tatanan wujud dan kepribadiannya. Dari bahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam.

B. Fungsi Pendidikan Islam
Fungsi pendidikan Islam, dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al Baqarah ayat 151 yang Artinya :

“Sebagaimana kami telah mengutus kepada kamu sekalian seorang rasul diantara kau yang membacakan ayat-ayat kami kepadamu, menyucikan mu, mengajarkan al-Kitab, dan al-hikmah, dan mengajarkan kepadamu yang belum kamu ketahui” (QS. Al-Baqarah : 151).

Dari ayat di atas ada lima 5 fungsi pendidikan yang dibawa Nabi Muhammad, yang dijelaskan dalam tafsir al-Manar karangan Muhammad Abduh :
  • Membacakan ayat-ayat kami, (ayat-ayat Allah) ialah membacakan ayat-ayat dengan tidak tertulis dalam al-Quran (al-Kauniyah), ayat-ayat tersebut tidak lain adalah alam semesta. Dan isinya termasuk diri manusia sendiri sebagai mikro kosmos. Dengan kemampuan membaca ayat-ayat Allah wawasan seseorang semakin luas dan mendalam, sehingga sampai pada kesadaran diri terhadap wujud zat Yang Maha Pencipta (yaitu Allah).
  • Menyucikan diri merupakan efek langsung dari pembacaan ayat-ayat Allah setelah mengkaji gejala-gejalanya serta menangkap hukum-hukumnya. Yang dimaksud dengan penyucian diri menjauhkan diri dari syirik (menyekutukan Allah) dan memelihara akhlaq al-karimah. Dengan sikap dan perilaku demikian fitrah kemanusiaan manusia akan terpelihara.
  • Yang dimaksud mengajarkan al-kitab ialah al-Quran al-karim yang secara eksplisit berisi tuntunan hidup. Bagaimana manusia berhubungan dengan tuhan, dengan sesama manusia dan dengan alam sekitarnya. d. Hikmah, menurut Abduh adalah hadits, akan tetapi kata al-hikmah diartikan lebih luas yaitu kebijaksanaan, maka yang dimaksud ialah kebijaksanaan hidup berdasarkan nilai-nilai yang datang dari Allah dan rasul-Nya. Walaupun manusia sudah memiliki kesadaran akan perlunya nilai-nilai hidup, namun tanpa pedoman yang mutlak dari Allah, nilai-nilai tersebut akan nisbi. Oleh karena itu, menurut Islam nilai-nilai kemanusiaan harus disadarkan pada nilai-nilai Ilahi (al-Quran dan sunnah Rasulullah).
  • Mengajarkan ilmu pengetahuan, banyak ilmu pengetahuan yang belum terungkap, itulah sebabnya Nabi Muhammad mengajarkan pada umatnya ilmu pengetahuan yang belum diketahui oleh umat sebelumnya. Karena tugas utamanya adalah membangun akhlak al-Karimah.
Dengan mengembalikan kajian antropologi dan sosiologi ke dalam perspektif al-Quran dapat disimpulkan bahwa fungsi pendidikan Islam adalah:
  • Mengembangkan wawasan yang tepat dan benar mengenal jati diri manusia, alam sekitarnya dan mengenai kebesaran ilahi, sehingga tumbuh kemampuan membaca (analisis) fenomena alam dan kehidupan serta memahami hukum-hukum yang terkandung didalamnya. Dengan himbauan ini akan menumbuhkan kreativitas sebagai implementasi identifikasi diri pada Tuhan "pencipta".
  • Membebaskan manusia dari segala analisis yang dapat merendahkan martabat manusia (fitrah manusia), baik yang datang dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar.
·         Fungsi Pendidikan Islam
·         Pendidikan agama Islam mempunyai fungsi yang sangat penting untuk pembinaan dan penyempurnaan kepribadian dan mental anak, karena pendidikan agama Islam mempunyai dua aspek terpenting, yaitu aspek pertama yang ditujukan kepada jiwa atau pembentukan kepribadian anak, dan kedua, yang ditujukan kepada pikiran yakni pengajaran agama Islam itu sendiri.
·         Aspek pertama dari pendidikan Islam adalah yang ditujukan pada jiwa atau pembentukan kepribadian.Artinya bahwa melalui pendidikan agama Islam ini anak didik diberikan keyakinan tentang adanya Allah swt.
·         Aspek kedua dari pendidikan Agama Islam adalah yang ditujukan kepada aspek pikiran (intelektualitas), yaitu pengajaran Agama Islam itu sendiri. Artinya, bahwa kepercayaan kepada Allah swt, beserta seluruh ciptaan-Nya tidak akan sempurna manakala isi, makna yang dikandung oleh setiap firman-Nya (ajaran-ajaran-Nya) tidak dimengerti dan dipahami secara benar. Di sini anak didik tidak hanya sekedar diinformasikan tentang perintah dan larangan, akan tetapi justru pada pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana beserta argumentasinya yang dapat diyakini dan diterima oleh akal.
              Jika diaplikasikan dalam kurikulum pendidikan Islam, maka kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang digunakan oleh pendidik untuk membimbing peserta didiknya kearah tujuan tertinggi pendidikan Islam pengetahuan, keterampilan dan sikap.
              Dalam hal ini proses pendidikan islam bukanlah suatu proses yang dapat dilakukan secara serampangan tetapi hendaklah mengacu kepada konseptualisasi manusia paripuma (insan kamil) yang strateginya telah tersusun secara sistematis dalam kurikulum pendidikan islam.
·         Fungsi pendidikan Agama Islam di sini dapat menjadi inspirasi dan pemberi kekuatan mental yang akan menjadi bentuk moral yang mengawasi segala tingkah laku dan petunjuk jalan hidupnya serta menjadi obat anti penyakit gangguan jiwa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fungsi pendidikan Agama Islam adalah:


1.  Memperkenalkan dan mendidik anak didik agar meyakini ke-Esaan Allah swt pencipta semesta alam beserta seluruh isinya; biasanya dimulai dengan menuntunnya mengucapkan la ilaha illallah.
2.  Memperkenalkan kepada anak didik apa dan mana yang diperintahkan dan mana yang dilarang (hukum halal dan haram).
3. Menyuruh anak agar sejak dini dapat melaksanakan ibadah, baik ibadah yang menyangkut hablumminallah maupun ibadah yang menyangkut hablumminannas.
4. Mendidik anak didik agar mencintai Rasulullah saw, mencintai ahlu baitnya dan cinta membaca al-Qur’an.
5.  Mendidik anak didik agar taat dan hormat kepada orang tua dan serta tidak merusak lingkungannya.
              Bila dilihat secara operasional, fungsi pendidikan dapat dilihat dari dua bentuk : Pertama, Alat untuk memperluas, memelihara, dan menghubungkan tingkat-tingkat kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial serta ide-ide masyarakat dan nasional; Kedua, Alat untuk mengadakan perubahan inovasi dan perkembangan.
             Maka dapat disimpulkan bahwa fungsi pendidikan Islam secara mikro adalah proses penanaman nilai-nilai ilahiah pada diri anak didik, sehingga mereka mampu mengaktualisasikan dirinya semaksimal mungkin sesuai dengan prinsip-prinsip religius. Secara makro pendidikan Islam berfungsi sebagai sarana pewarisan budaya danidentitas suatu komunitas yang didalamnya manusia melakukan interaksi dansaling mempengaruhi antara satu dengan yang lain.
C. Pengertian Kurikulum
Kurikulum merupakan alat yang sangat penting dalam keberhasilan suatu pendidikan, tanpa adanya kurikulum yang baik dan tepat maka akan sulit dalam mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang dicita-citakan. Sehingga guru dituntut untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang telah diberlakukan oleh pemerintah.
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni “curriculum” awalnya mempunyai pengertian a running course, dalam bahasa perancis yakni “courier berarti to run = berlari. Istilah itu kemudian digunakan untuk sejumlah mata pelajaran (courses) yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar penghargaan dalam dunia pendidikan yang dikenal dengan ijazah.
Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan. Sedangkan kurikulum pendidikan  ( manhaj al-dirasah )  dalam kamus tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.
Dalam pengembangannya kurikulum mempunyai beragam definisi berdasarkan para ahli pendidikan. Berdasarkan pemahamannya, kurikulum dapat dibedakan menjadi kurikulum tradisional dan kurikulum modern[1].

1.      Pengertian kurikulum menurut pandangan lama ( tradisional )
Kata “kurikulum” pada awalnya tidak digunakn dalam dunia pendidikan, melainkan digunakan dalam dunia olahraga, khususnya dalam cabang atletik.
Sejalan dengan perkembangan dunia termasuk perkembangan ilmu pengetahuan, maka kemudian ternyata istilah kurikulum digunakan pula dalam dunia pendidikan, dengan pengertian yang mirip dengan pengertian dunia atletik. Dalam dunia pendidikan, kata kurikulum mula-mula diartikan “sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus ditempuh atau sejumlah pengetahuan yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat pendidikan atau ijazah tertentu”. [2]
Dikemukakan 3 macam definisi kurikulum yang tergolong tradisional menurut pandangan lama yaitu sebagai berikut:
Pertama : kurikulum dipandang sebagai suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah yang harus dilaksanakan dari tahun ke tahun.
Kedua : kurikulum dilukiskan sebagai bahas tertulis yang dimaksudkan untuk digunakan oleh para guru dalam melaksanakan pengajaran untuk murid-muridnya.
Ketiga : kurikulum adalah suatu usaha untuk menyampaikan azas-azas dan cirri-ciri yang penting dari suatu rencana pendidikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh guru di sekolah.
Dengan menyimak bermacam-macam definisi mengenai kurikulum menurut pandangan lama, maka dapat diidentifikasikan maknanya sebagai berikut:

a. Kurikulum adalah suatu rencana pendidikan dan pengajaran ( dilihat dari pihak pendidik / guru )
b. Kurikulum adalah suatu rencana pelajaran ( dilihat dari pihak peserta didik )
c. Rencana pendidikan dan pengajaran atau rencana pelajaran yang dimaksudkan pada butir a dan b adalah sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk mencapai suatu jenjang pedidikan / ijazah tertentu.
d. Mata-mata pelajaran yang dimaksud pada butir c adalah sejumlah ilmu pengetahuan yang merupakan warisan dari para generasi terdahulu.
2.Pengertian Kurikulum menurut pandangan Baru
Peralihan dari definisi kurikulum tradisional yang mengartikan kurikulum sebagai hasil pendidikan yang harus dicapai kepada definisi kurikulum menurut pandangan baru yang mengartikan kurikulum sebagai pengalaman belajar peserta didik, dimulai pada tahun 1935 yang dipelopori oleh dua orang ahli kurikulum terkenal yakni Caswell dan Campbel.[3]
Dari Caswell dan Campbell memandang kurikulum terdiri dari semua pengalaman yang diperoleh oleh peserta didik dibawah bimbingan guru.
Menurut Smith, Stanley dan Shores, kurikulum adalah serangkaian pengalaman yang potensial yang disusun di suatu sekolah untuk mendisiplinkan cara berfikir dan bertindak anak-anak dan pemuda (peserta didik).
 Sesuai dengan definisi tersebut, Doll memandang kurikulum adalah semua pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik di bawah lindungan sekolah.
            Pada pertengahan tahun lima puluhan makin disadari oleh para ahli pendidikan betapa besar pengaruh sekolah terhadap kehidupan peserta didik. Disadari pula bahwa pengaruh tersebut ada yang direncanakan oleh sekolah dan ada pula yang tidak direncanakan oleh sekolah. Maka pada tahun lima puluhan berkembang definisi kurikulum yang membatasi hanya pengalaman peserta didik yang direncanakan oleh sekolah, yang dipertentangkan dengan pengalaman-pengalaman lain yang tidak direncanakan oleh sekolah. Berikut ini adalah contoh definisi kurikulum yang membatasi hanya pegalaman-pengalaman yang direncanakan oleh sekolah
Menurut tyler, kurikulum adalah semua pengalaman belajar peserta didik yang direncanakan dan diarahkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidik.[4]

            Didalam buku  yang di susun oleh  Prof.Dr.Rama Julis, yang berjudul ilmu pendidikan Islam. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu system pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan.
D. Hubungan antara Fungsi PAI dengan Kurikulum PAI
Berdasarkan fungsinya pendidikan agama islam terdiri dari fungsi pendidikan agama Islam secara mikro dan makro. Secara mikro fungsi pendidikan agama islam adalah proses penanaman nilai ilahiah pada diri anak didik, sehingga mereka mampu mengaktualisasikan dirinya semaksimal mungkin, sesuai dengan prinsip-prinsip religious. Sedangka secara makro pendidikan agama islam berfungsi sebagai sarana pewarisan budaya dan identitas suatu komunitas yang didalamnya manusia melakukan interaksi dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Maka dari itu dapat dijelaskan mengenai hubungan antara fungsi pendidikan agama Islam dengan kurikulum pendidikan agama Islam.
Dengan adanya kurikulum pendidikan agama Islam maka fungsi pendidikan agama Islam yang membentuk keperibadian anak didik dengan penanaman nilai-nilai Islami dapat tercapai dengan baik sesuai dengan kurikulum yang diterapkan, selian itu hubungan antara fungsi pendidikan agama islam dengan kurikulum pendidikan agama Islam adalah sebagai sarana pembentuk kepribadian anak didik yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa. Disamping itu juga, hal ini merupakan suatu keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain, sehingga mewujudkan suatu pengajaran agama Islam yang menyeluruh.
Adapun bentuk kurikulum pendidikan agama Islam yang sesuai dengan fungsi pendidikan agama Islam  adalah bentuk kurikulum yang terdapat di madrasah. Dalam undang-undang no.2 tahun 1989 tentang system pendidikan nasional disebutkan bahwa madrasah adalah sekolah umum yang berciri khas agama islam. Lebih lanjut dalam penjelasan undang-undang disebutkan bahwa, sebagai sekolah umum, madrasah wajib melaksanakan seluruh kebijaksanaan yang terkait dengan pendidikan umum, guna memperoleh pendidikan sebagai bagian mencerdaskan kehidupan bangsa.
Berdasarkan fungsinya pendidikan agama islam adalah pendidikan yang sangat penting untuk membentuk karakter kepribadian anak. Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara fungsi pendidikan agama islam dengan kurikulum pendidikan agama islam sangat saling keterkaitan, dimana pendidikan agama islam adalah sarana untuk mendidik dan mengatur serta membentuk karakter seorang anak, sedangkan kurikulum pendidikan agama islam adalah pengatur dari jalannya sarana pendidikan tersebut, agar tercapainya keberhasilan pendidikan tersebut.

            Apabila salah satu dari kedua fungsi tersebut tidak berjalan dengan semestinya maka taraf keberhasilan dari pendidikan tersebut sangat kecil. Sehingga dalam hubungannya fungsi pendidikan agama Islam dengan fungsi kurikulum pendidikan agama harus saling mengimbangi untuk menciptakan metode pengajaran dan peserta didik yang dapat mempersiapkan diri untuk meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama islam agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya keseimbangan antara pendidikan dengan kurikulm dalam pendidikan agama Islam tersebut maka sangat erat sekali hubunganya dengan kurikulum pembelajaran tersebut.
            [1]Nasution 1993
[2] Baego Ishak.pengembangan kurikulum. 1998
[3] Wiles dan Bondi 1989
[4]Tyler, 1957.

  • Mengembalikan ilmu pengetahuan untuk menopang dan memajukan kehidupan baik individu maupun sosial.
Demikianlah sekelumit pembahasan kami mengenai fungsi pendidikan dalam Islam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
  1. Pendidikan Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (pesertadidik) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam.
  2. Fungsi Pendidikan Islam adalah membimbing dan mengarahkan pertumbuhandan perkembangan peserta didik dari tahap ke tahap kehidupannya sampaimencapai titik kemampuan optimal.
B. Saran-saran
Demikianlah makalah yang dapat penulis uraikan dan dengan rasa penuh kesadaran penulis merasa sangat banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, maka dari itu dengan rasa lapang dada dan mengharapkan perbaikan ataupun kritik dan sarannya kepada seluruh pembaca karena kita sebagai umat muslim agar selalu memperbaiki antara muslim yang satu dengan muslim yang lainnya sebagaimana sabda rasulullah saw dalam hadistnya: “MANRO’A MINKUM MUNKARON FALYUGHAYYIRHU BIYADIHI, FAILLAM YASTATHI’ FABILISANIHI, FAILLAM YASTATHI’ FABIQOLBIHI, WADZALIKA ADAFUL IMAAN” semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua amien amien ya rabbal alamien….


DAFTAR PUSTAKA
http://id.netlog.com/ihsandacholfany/blog “Studi Pemikiran Islam Modern”
http://triristek.wordpress.com/2012/02/11/sisitem-boarding-campus-upaya-memadukan-sisitem-pendidikan-tradisinal-dan-modern-antara-harapan-dan-kebudayaan/
http://jarisakti.blogspot.com/2012/03/definisi-pendidikan-menurut-para-ahli.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar